Search This Blog

Thursday, February 22, 2024

GEOLOGI DAN SUMBER DAYA ALAM KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

 GEOLOGI DAN SUMBER DAYA ALAM KEPULAUAN BANGKA BELITUNG


    Kepulauan Bangka Belitung, dikenal sebagai penghasil timah terbesar di dunia, menyimpan kekayaan geologi yang luar biasa. Formasi batuannya yang unik menceritakan kisah evolusi geologi selama jutaan tahun, dan menjadi sumber daya alam yang berharga.

Sejarah Geologi Regional:

·         Paleozoikum:

Pondasi Bangka Belitung terbentuk pada zaman ini, dengan batuan penyusun berupa metamorf seperti filit, sekis, dan kuarsit yang terlipat dan terdeformasi akibat aktivitas tektonik. Jejak gondwana kuno pada era paleozoikum, sekitar 541 juta tahun yang lalu, Pulau Bangka terhubung dengan daratan Gondwana. Gondwana merupakan superbenua purba yang terdiri dari Afrika, Amerika Selatan, Australia, Antartika, Madagaskar, dan Semenanjung India. Saat itu, Bangka merupakan bagian dari Paparan Sunda yang terpapar laut dangkal.

·         Mesozoikum: 

Memasuki era Mesozoikum, sekitar 252 juta tahun lalu, pergeseran lempeng tektonik menyebabkan Gondwana terpecah. Paparan Sunda, termasuk Bangka, terangkat dan mengalami proses sedimentasi. Formasi batuan granit dan metamorf terbentuk, menjadi pondasi geologi pulau ini. Periode ini ditandai dengan intrusi granit dan batuan beku lainnya, yang menjadi sumber utama timah di pulau ini.

·         Tersier: Kelahiran Pulau Bangka dan Kekayaan Timah

Pada era Tersier, sekitar 66 juta tahun lalu, aktivitas tektonik dan vulkanik semakin intensif. cekungan bangka terbentuk, memisahkan pulau ini dari daratan Sumatera. Aktivitas magmatik ini juga menghasilkan endapan timah yang berlimpah, menjadi salah satu sumber daya alam utama Bangka. Sedimentasi laut dangkal menghasilkan batuan sedimen seperti batupasir, batulanau, dan batulempung yang kaya akan mineral.

·         Kuarter: 

Era Kuarter, yang dimulai sekitar 2,6 juta tahun lalu, ditandai dengan zaman es dan perubahan muka laut. Fluktuasi ini membentuk bentang alam di Bangka Belitung didominasi perbukitan dan dataran rendah. Aktivitas tektonik dan erosi membentuk bentang alam yang sekarang

Formasi Batuan:

1.            Formasi Kelapa Kampit

            Formasi Kelapa Kampit adalah salah satu formasi geologi tertua di Indonesia, berusia sekitar 300 juta tahun dan berasal dari Zaman Permo-Karbon. Formasi ini tersingkap di Pulau Belitung dan Bangka, dan merupakan bagian penting dari Geopark Belitong yang diakui UNESCO.

Karakteristik Formasi Kelapa Kampit:

·         Jenis Batuan: Formasi ini terdiri dari batuan sedimen flisch yang terlipat lemah sampai sedang. Batuan penyusunnya meliputi:

o    Batupasir malihan

o    Batusabak

o    Batulumpur

o    Serpih

o    Batulanau tufan

o    Rijang

·         Struktur Geologi: Formasi Kelapa Kampit mengalami deformasi dan lipatan yang kompleks, menghasilkan struktur geologi yang menarik seperti:

o    Antiklin

o    Sinklin

o    Sesar

o    Kekar

·         Fosil: Formasi ini kaya akan fosil, terutama fosil tumbuhan dan hewan laut yang hidup pada Zaman Permo-Karbon. Contoh fosil yang ditemukan di formasi ini:

o    Foraminifera

o    Brachiopoda

o    Bivalvia

o    Gastropoda

o    Trilobita

o    Ekor dinosaurus

2.            Formasi Tanjunggenting

            Formasi Tanjung Genting adalah satuan batuan sedimen yang berumur Trias Akhir (201,3 – 251,9 juta tahun lalu) yang tersingkap di Pulau Bangka dan Belitung. Formasi ini dinamai menurut nama Tanjung Genting di Pulau Bangka, di mana batuan ini pertama kali dideskripsikan. Formasi Tanjung Genting terdiri dari perselingan batupasir, batulempung, dan batugamping. Batupasirnya umumnya berwarna coklat kekuningan, sedang batulempungnya berwarna abu-abu kehitaman. Batugampingnya berwarna putih dan umumnya terdapat dalam bentuk lensa.  

            Formasi Tanjung Genting diendapkan di lingkungan laut dangkal, seperti platform karbonat dan laut epikontinental. Lingkungan ini mendukung kehidupan berbagai organisme laut, seperti foraminifera, ostracoda, dan bivalvia. Fosil-fosil ini telah ditemukan dalam Formasi Tanjung Genting dan sangat membantu untuk menentukan usia dan lingkungan pengendapan dari pada formasi ini. Formasi Tanjung Genting merupakan salah satu satuan batuan yang penting di Pulau Bangka dan Belitung. Formasi ini merupakan sumberdaya alam yang penting, seperti timah dan granit. Selain itu, Formasi Tanjung Genting juga memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai objek wisata geologi.

Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang Formasi Tanjung Genting:

·         Formasi Tanjung Genting merupakan salah satu formasi geologi yang paling tebal di Pulau Bangka dan Belitung, dengan ketebalan mencapai 1.500 meter.

·         Formasi Tanjung Genting mengandung endapan timah terkaya di dunia.

·         Formasi Tanjung Genting juga mengandung batuan granit yang berkualitas tinggi, yang digunakan sebagai bahan bangunan.

·         Batupasir kuarsa dan batulanau dengan sisipan batubara dan lignit, formasi ini menandakan periode transisi dari laut ke daratan.

 

3.            Formasi Matras

            Formasi ini menunjukkan adanya lingkungan laut dangkal pada masa lampau. Diperkirakan Formasi Matras terbentuk sekitar 250 juta tahun lalu, pada zaman Trias. Saat itu, Pulau Babel masih terendam air laut dangkal. Aktivitas tektonik yang kuat menyebabkan magma dari perut bumi naik ke permukaan dan mendingin. Proses pendinginan yang lambat dan terarah ini menghasilkan struktur batuan granit yang unik, dengan tekstur berlapis-lapis menyerupai matras.

Karakteristik Formasi Matras;

            Formasi Matras dapat ditemukan di beberapa lokasi di Pulau Bangka, seperti Pantai Matras, Pantai Parai Tenggiri, dan Teluk Kelabat. Keunikan formasi ini terletak pada susunan batuan granitnya yang tersusun rapi dalam pola horizontal dan vertikal. Tebal setiap lapisan berkisar antara 5 hingga 20 sentimeter, dan panjangnya bisa mencapai beberapa meter.

 

4.            Granitoid

            Batuan beku intrusif seperti granit, granodiorit, dan adamelit, merupakan sumber panas bumi dan mineral lainnya. Formasi granitoid merupakan batuan beku intrusif yang berumur Kapur hingga Tersier yang menerobos batuan metamorf yang merupakan batuan dasar di Pulau Bangka dan Belitung. Formasi ini terdiri dari berbagai jenis batuan granitoid, antara lain granit, granodiorit, tonalit, dan diorit. Formasi granitoid Bangka Belitung terbagi menjadi dua fase utama:

·         Fase pertama terjadi pada periode Kapur Akhir hingga Paleogen Awal (80-50 juta tahun yang lalu). Fase ini menghasilkan granitoid tipe I yang berciri khas kaya akan mineral mafik seperti biotit dan hornblende.

·         Fase kedua terjadi pada periode Miosen (23-17 juta tahun yang lalu). Fase ini menghasilkan granitoid tipe S yang berciri khas kaya akan mineral felsic seperti kuarsa dan feldspar.

Berikut adalah beberapa lokasi Formasi granitoid Bangka Belitung yang terkenal:

·         Pulau Bangka:

o    Kelayang: Terdapat batuan granitoid tipe I yang kaya akan mineral timah.

o    Mentok: Terdapat batuan granitoid tipe S yang digunakan sebagai bahan bangunan.

·         Pulau Belitung:

o    Sijuk: Terdapat batuan granitoid tipe I yang kaya akan mineral tungsten.

o    Dendang: Terdapat batuan granitoid tipe S yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan keramik.

Berbagai Sumber Daya Alam yang melimpah di pulau Bangka Belitung meliputi:

·         Timah: Bangka Belitung terkenal sebagai penghasil timah terbesar di dunia, dengan kandungan timah yang tinggi di batuan granit (Formasi Kelapa Kampit).

·         Kaolin: Hasil pelapukan batuan granit, kaolin digunakan dalam industri keramik, cat, dan plastik.

·         Pasir kuarsa: Digunakan dalam industri kaca, pengecoran, dan konstruksi.

·         Batu granit: Digunakan sebagai bahan bangunan dan dekorasi.

·         Pantai dan pulau-pulau kecil: Memiliki potensi wisata bahari yang menawan.

·         Sumber Daya Mineral Logam Tanah Jarang (LTJ)

Berikut beberapa jenis mineral logam tanah jarang yang terdapat di Bangka:

a.    Monasit Merupakan mineral utama yang mengandung LTJ di Bangka. Monasit biasanya ditemukan dalam endapan placer (pasir) dan aluvial. Mineral ini mengandung berbagai jenis LTJ, termasuk cerium, lantanum, neodymium, praseodymium, dan samarium.

b.    Xenotim Merupakan mineral lain yang mengandung LTJ yang sering ditemukan di Bangka. Xenotim biasanya ditemukan dalam endapan granit dan pegmatit. Mineral ini mengandung LTJ seperti itrium, erbium, ytterbium, dan thulium.

c.    Zirkon Meskipun bukan mineral LTJ utama, zirkon yang terdapat di Bangka mengandung beberapa LTJ seperti hafnium dan lutetium. Zirkon biasanya ditemukan dalam endapan placer dan aluvial, serta dalam batuan granit dan pegmatit.

d.    Bastnasite Bastnäsite adalah mineral yang mengandung LTJ yang jarang ditemukan di Bangka. Namun, beberapa penelitian menunjukkan keberadaan mineral ini di beberapa daerah di Bangka. Bastnäsite mengandung LTJ seperti cerium, lantanum, neodymium, dan praseodymium.

e.    Selain mineral-mineral tersebut, terdapat beberapa mineral lain yang mengandung LTJ yang ditemukan di Bangka, meskipun dalam jumlah yang lebih kecil.

Berikut beberapa manfaat dari mineral logam tanah jarang:

·         Elektronik

LTJ digunakan dalam berbagai komponen elektronik, seperti transistor, kapasitor, dan resistor.

·         Baterai

LTJ digunakan dalam baterai nikel-metal hidrida dan baterai lithium-ion.

·         Magnet

LTJ digunakan dalam pembuatan magnet permanen yang kuat dan ringan.

·         Medis

LTJ digunakan dalam beberapa aplikasi medis, seperti pencitraan dan terapi kanker.

·         Pertahanan

LTJ digunakan dalam beberapa aplikasi pertahanan, seperti sistem panduan rudal dan laser.

Genesa Pembentukan Timah di Bangka Belitung

1. Magmatisme dan Tektonisme

Proses pembentukan timah di Bangka Belitung terkait erat dengan aktivitas magmatisme dan tektonisme yang terjadi pada zaman Trias Akhir (230-200 juta tahun lalu). Pada masa itu, terjadi intrusi magma granit ke dalam batuan sedimen dan volkanik yang telah ada sebelumnya.

2. Pembentukan Endapan Primer

Magma granit yang mendingin dan membeku menghasilkan batuan granit biotit. Pada tahap akhir pembekuan, terjadi pelepasan fluida panas (pneumatolisis) yang membawa mineral-mineral logam, termasuk timah. Fluida ini kemudian mengisi retakan dan celah-celah dalam batuan granit dan batuan di sekitarnya, membentuk endapan timah primer atau hipogen. Endapan ini umumnya berbentuk urat kuarsa timah yang mengandung mineral kasiterit (SnO2).

3. Pengikisan dan Pelapukan

Endapan timah primer kemudian mengalami pengikisan dan pelapukan oleh air dan cuaca. Proses ini memisahkan mineral kasiterit dari batuan dan membawanya ke tempat yang lebih rendah.

4. Pembentukan Endapan Sekunder

Mineral kasiterit yang terbawa oleh air dan cuaca terakumulasi di sungai, danau, dan dataran rendah, membentuk endapan timah sekunder atau supergen. Endapan ini umumnya berupa placer deposit (endapan lepas) yang terdiri dari pasir timah (bijih timah yang berukuran halus).

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Genesa Timah

Beberapa faktor yang mempengaruhi genesa timah di Bangka Belitung antara lain:

·         Komposisi magma: Magma yang kaya akan timah dan mineral pembawa timah (seperti granit biotit) lebih berpotensi menghasilkan endapan timah.

·         Struktur geologi: Struktur geologi seperti retakan dan celah-celah dalam batuan mempermudah jalur fluida panas yang membawa mineral timah.

·         Iklim dan topografi: Iklim tropis dengan curah hujan tinggi dan topografi yang berbukit-bukit mempercepat proses pengikisan dan pelapukan endapan timah primer.

Bagi para pencinta alam dan geologi, Pulau Bangka menawarkan berbagai situs menarik untuk dijelajahi. Beberapa di antaranya:

·         Danau Kaolin: Danau unik dengan air berwarna biru kehijauan akibat kandungan kaolin yang tinggi.

·         Formasi Batu Granit: Formasi batuan granit raksasa yang berusia jutaan tahun, seperti Batu Mentas dan Batu Lepang.

·         Pantai Pasir Putih: Pantai dengan pasir putih yang halus, hasil dari erosi batuan granit.

·         Situs Pertambangan Timah: Bekas tambang timah tradisional yang menawarkan wisata edukasi tentang sejarah pertambangan di Bangka.

 

Terbentuknya Kaolin di Bangka Belitung

Kaolin di Bangka Belitung terbentuk melalui proses pelapukan batuan granit yang terjadi selama jutaan tahun. Berikut adalah beberapa faktor utama yang berperan dalam proses pembentukan kaolin di Bangka Belitung:

1. Batuan Granit

·         Bangka Belitung memiliki batuan granit yang kaya akan mineral feldspar. Feldspar merupakan mineral utama penyusun kaolin.

·         Granit di Bangka Belitung tergolong tua dan telah mengalami pelapukan fisik dan kimiawi selama jutaan tahun.

2. Iklim Tropis

·         Bangka Belitung memiliki iklim tropis dengan curah hujan tinggi dan temperatur hangat.

·         Kondisi ini ideal untuk proses pelapukan kimiawi batuan granit, terutama mineral feldspar.

3. Topografi

·         Topografi Bangka Belitung didominasi oleh perbukitan dengan kemiringan yang cukup curam.

·         Kemiringan ini mempercepat proses erosi dan transportasi material hasil pelapukan batuan granit.

Proses Pembentukan Kaolin

1.    Pelapukan Fisik

·         Batuan granit terpecah menjadi fragmen-fragmen kecil akibat pengaruh cuaca dan erosi.

2.    Pelapukan Kimiawi

·         Air hujan yang mengandung asam bereaksi dengan mineral feldspar dalam granit.

·         Reaksi kimia ini mengubah feldspar menjadi mineral kaolinit dan mineral lainnya.

3.    Erosi dan Transportasi

·         Material hasil pelapukan, termasuk mineral kaolinit, tererosi oleh air hujan dan dibawa ke tempat yang lebih rendah.

4.    Pengendapan

·         Material hasil pelapukan terendapkan di cekungan-cekungan atau dataran rendah.

·         Seiring waktu, material ini terakumulasi dan membentuk endapan kaolin.

Karakteristik Kaolin

·         Kaolin Bangka Belitung memiliki kualitas tinggi dengan kadar SiO2 yang tinggi dan kadar Fe2O3 yang rendah.

·         Kaolin Bangka Belitung berwarna putih bersih dan memiliki tekstur yang halus.

·         Kaolin Bangka Belitung memiliki sifat plastisitas yang tinggi sehingga mudah dibentuk dan diproses.

Manfaat Kaolin

·         Kaolin Bangka Belitung digunakan sebagai bahan baku industri keramik, kaca, dan kertas.

·         Kaolin Bangka Belitung juga digunakan dalam industri karet, plastik, dan cat.



Sumber daya alam di Kepulauan bangka belitung sangatlah melimpah namun sangat disayangkan hingga sampai saat ini  belum optimal pemanfaatannya demi kemakmuran masyarakat babel sendiri masih sangat bergantung dengan timah. penulis mengharapkan suatu saat semua mineral mineral komplek yang berada di bangka belitung ini bisa di ekploitasi dengan sempurna dan selaras dg peraturan undang-undang minerba dan hukum masyarakat adat setempat. terimakasih.